Uniknya Hubungan Roti Lapis Belanda Dengan Botram Tradisi Makan Siang Bersama Suku Sunda

Post a Comment
Botram adalah tradisi makan siang bersama di masyarakat Sunda
Pesona timnas new era membuat kita kembali intens dengan negeri Belanda. Saking lamanya hidup bersama meski tanpa cinta faktanya Indonesia terpengaruh banyak dalam berbagai hal oleh bangsa Belanda.

Beberapa diantaranya adalah tradisi, makanan, kebiasaan hingga bahasa. Tahukah kamu jika kebiaasan makan siang bersama orang Sunda alias Botram ternyata dipengaruhi oleh Belanda. Siapa nih yang hobinya botram? Yuk simak hingga kata terakhir ya.

Sejarah Botram dan Roti Belanda

Boterham atau roti lapis yang biasa dibekal orang Belanda saat keluar rumah
Tahukah kamu ternyata ada keterkaitan antara bersahajanya tradisi botram dengan roti Belanda. Yup, dikutip dari berbagai sumber bahwasannya istilah Botram merupakan serapan dari kata Belanda yaitu Boterham yang artinya roti lapis. 

Kebiasaan bangsa Belanda membawa bekal roti lapis atau boterham saat bekerja keluar rumah diikuti masayarakat Sunda di masa lampau saat berangkat ke sawah atau ladang. Dahulunya botram dilakukan saat rehat di tengah hari saat meladang di sawah. Mereka saling berbagi bekal satu sama lain.

Kemudian tradisi botram lestari secara turun temurun dan kerap diadakan dalam berbagai kesempatan seperti pesta panen, membangun rumah, persiapan pernikahan, syukuran, kerja bakti warga atau dalam rangka merayakan hari kemerdekaan dan datangnya bulan ramadhan. 

Seiring perkembangan jaman kini botram menjadi istilah untuk menyebut acara berkumpul dan bercengkrama sambil makan-makan. Pelaksanaannya pun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, bahkan bisa juga di cafe dengan berbagai menu yang beragam dan kontemporer.

Pengertian Botram

Botram dahulunya dilakukan saat beristirahat meladang
Dalam berbagai literasi disebutkan jika Botram, berasal dari kata Sunda buhun yakni  “bor” yang berarti beramai-ramai dan “taram” yang berarti makan bersama.

Secara harfiah botram bermakna aktifitas makan bersama yang dilakukan di siang hari, biasanya dilakukan di ruang terbuka seperti pematang sawah, lapangan atau balai desa. 

Botram biasanya dilakukan secara sederhana diikuti oleh lebih dari 3 orang dengan cara duduk lesehan. Menariknya dalam tradisi makan siang khas Sunda ini masing-masing orang akan membawa makanannya sendiri untuk kemudian dikumpulkan dan saling berbagi. 

Hidangan botram dihidangkan diatas pelepah daun pisang yang digelar memanjang. Menunya unik seperti nasi liwet, ikan asin, lalab, lauk pauk seperti ayam, tahu, tempe juga sambal, hingga berbagai tumisan.

Dalam tradisi botram semua orang akan mengelilingi daun pisang dan makan bersama menggunakan tangan kosong tanpa alat bantu makan seperti sendok dan garpu. 

Filosofi Botram


Sejak zaman nenek moyang masyarakat tatar sunda menyukai kebiasaan makan bersama. Konon dengan cara botram nafsu makan menjadi meningkat. Begitupula dengan cita rasa hidangannya meski hanya lauk pauk sederhana seperti ikan asin dan tempe goreng terasa lebih nikmat saat disantap di momen botram.

Sajian hidangan botram diatas daun pisang mengajarkan kesederhanaan dan mencintai alam dengan mengurangi sampah sulit terurai seperti plastik.

Botram juga mengandung filosofi keberagaman. Hadirnya beragam jenis lauk pauk lengkap dengan nasi liwetnya dalam satu hamparan daun pisang mencerminkan indahnya keberagaman yang disatukan dalam satu tujuan makan bersama yang nikmat. Seperti Indonesia yang berbeda-beda tapi satu jua.

Selain kesederhanaan dan keberagaman, filosofi lainnya dari botram adalah kekeluargaan dan gotong royong. Botram mengikat rasa saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain lewat bagaimana setiap orang menyediakan bagi yang lainnya lauk pauk agar semua bisa saling mencicipi. Bersama-sama secara gotong royong menyiapkan sehingga suka cita terpancar saat botram dilaksanakan.

Sebutan Botram di Berbagai Daerah   

Tradisi makan bersama juga ada di berbagai daerah 
Selain botram tradisi makan bersama di suku Sunda adalah bancakan. Perbedaan bancakan dengan botram terletak pada siapa yang menghidangkan makanan.
Dalam tradisi bancakan, tuan rumah akan menghidangkan hidangannya untuk disantap bersama-sama. Tetapi dalam botram masing-masing orang akan membawa makananya sendiri dan saling berbagi.
Tak hanya di wilayah tatar sunda, tradisi makan siang bersama seperti botram di berbagai daerah di nusantara selalu ada. Di Padang tradisi makan bersama yang disebut Bajambo, Saprahan di Kalimantan Barat, Bedulang di Belitung, Binarundak di Sulawesi Patita di Maluku.

Manfaat Botram

Makan siang bersama alias Botram memiliki banyak manfaat seperti :
  1. Mempererat rasa kekeluargaan dan gotong royong
  2. Memanjangkan tali silaturahmi 
  3. Meningkatkan nafsu makan
  4. Menghilangkan sejenak kepenatan 
  5. Melestarikan tradisi nenek moyang
  6. Mengurangi sampah anorganik terutama plastik, kertas dan sterofom

Penutup

Botram adalah tradisi makan siang bersama yang telah menjadi salah satu identitas kehidupan masyarakat Sunda. Botram diwariskan secara turun temurun dan lestari hingga hari ini. Lewat tradisi botram masyarakat diajarkan tentang nila-nilai kesederhanaan, kekeluargaan, gotong royong serta kebhinekaan. Botram juga memiliki manfaat baik terhadap manusia maupun alam sekitarnya. Indonesia yang kaya akan budaya dan suku bangsa memiliki tradisi botram yang sama dengan penyebutan yang berbeda di setiap daerah.
Rafahlevi
Founder Xalshe Media Creative. Owner Beelicious Bandung. Single mom of two. Now working as an editor, film scriptwriter and content creator. An ambivert who loves watch and write all the time. Self improvement enthusiast. Bussiness/Collabs enquiries rafahlevi.ez@gmail.com
Newest Older

Related Posts

Post a Comment