ASEAN Korea Centre Tourism Forum 2024 Cetuskan Gran Plan Bandung Sebagai Kota Perfilman Dunia di Masa Depan

17 comments

Selasa 02 Oktober 2024 bertempat di Hilton Hotel Bandung forum ASEAN Korea Tourism yang diprakarsai oleh ASEAN Korea Centre dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia dihelat. Forum internasional ini juga digelar di beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Kamboja.
Mendapatkan undangan untuk hadir mewakili ekosistem film dan konten kreator dari Indonesia tentu saja adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Mempelajari proses, dampak serta efektifitas media film dan konten digital dalam perkembangan sektor pariwisata. Dalam forum internasional ini saya juga berkesempatan menyampaikan pandangan, harapan dan rasa penasaran tentang kemampuan kita melahirkan kota perfilman dunia seperti Busan serta peluang berkolaborasi penulis skenario dan film maker antara dua negara di masa depan. 

Pengaruh Film dan Digital Kreator Pada Pariwisata


Saya punya pengalaman tahun 2023 lalu pernah dihire untuk menulis skenario film panjang yang dimana film itu akan menjadi media soft selling untuk mempromosikan beberapa destinasi wisata di kabupatem Subang. Filmnya waktu itu berjudul "Trio Ajojing". Yang penasaran, teaser filmnya ada di sematan instgram aku @rafahlevi. Diperankan oleh Ceu Edoh dan beberapa pemain sinetron yang familiar bermain di sitkom Preman Pensiun.

Alhamdulillah film Trio Ajoing ini diterima baik oleh si pemesan dan juga penonton. Dibuat se-relate mungkin dengan keseharian warga Subang sehingga pesan tersembunyi ajakan untuk mengunjungi berbagai spot wisata di Subang tidak terasa hardcore.
Beberapa kawasan wisata seperti Ciater Cipanas Subang, Hasanah Ciater Hills, Sinkona Indonesia, Kedai Sultan, Pujasari, Desa wisata Palasari, hingga berbagai lembaga pendidikan terapan yang sudah terkenal seperti LPK Martasi turut mencicipi cipratan pengunjung imbas film tersebut diputar.
Song Jin Sun yang memproduseri banyak drakor dan film Korea populer dan sukses secara global

Sebagai penulis skenario dan konten kreator saya sadar betapa besar dampak film dan konten digital mempengaruhi sektor pariwisata sebuah daerah. Spektrum lebih luasnya tentu saja adalah sebuah negara. Tetapi pandangan itu menjadi lebih luas dan terpantik saat mengikuti forum ini. Feeling no guilty saat dikabari oleh Kemenparekraf untuk hadir di forum ASEAN Korea Centre tanpa babibu langsung "ok!". Karena ini benar-benar mebuka wawasan juga networking yang lebih luas dan terang. 

Forum ASEAN Korea Centre Tourism menghadirkan enam orang narasumber kawakan dari Korea dan Indonesia dengan berbagai latar belakang yang mempesona. Masing-masingnya memaparkan bagaimana proses dan dampak nyata sebuah konten mempengaruhi pariwisata negara.
Enam Speaker ASEAN Korea Tourism Forum dari Indonesia dan Korea
Produser stasiun televisi Korea Seoul Broadcating System Jang Kyung Soo misalnya, menyampaikan bagaimana Korea dan Vanuatu berkolaborasi menghasilkan konten pariwisata dengan menggunakan kekuatan makanan dan musik dengan menggunakan suara alam sebagai tema konten. 

Di dunia ini ada berbagai suara di dunia yang muncul dan menjadi sebuah keafifan lokal sebuah daerah karena kekhasannya. Lewat konten makan dan musik suara alam dorongan untuk mengunjungi Vanuatu mengalami kenaikan baik itu orang yang mulai mengetahui Vanuatu ataupun kunjungan.

Di sisi yang lain Korea juga berhasil mendevelop kota Busan sebagai destinasi wisata dunia lewat title kota Perfilman.Akan tetapi untuk mewujufkan hal itu dibutuhkan kerjasama dan peran kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, film maker dan warga lokal juga menunjang terciptanya kondusifitas. Hal itu disampaikan langaung oleh Profesor Han Woo Jung Dosen Universitas Daejin yang membidangi departemen film dan gambar begerak. 

Bandung Diproyeksikan Menjadi Kota Perfilman Internasional Masa Depan

Menyampaikan Gran Plan Bandung sebagai kota perfilman dunia di masa depan
Menarik bagaimana Busan menjadi glow up secara luar biasa menjadi kota perfilman dunia. Dampak besar tentu saja terasa pada pariwisata dan ekonomi negara Korea. Siapapun sepertinya menjadi penasaran dengan Busan jika bicara tentang film. Bagaimana suksesnya film Balck Panther yang mengambil lokasi syuting di Busan atau glamournya Festival Film Internasional Busan (BIFF). Kesuksesan Busan mentriger saya mengambil mikrofon dan bicara di depan forum. 
Di hadapan para pembicara dan panelis saya menyampaikan pandangan, harapan dan juga rasa penasaran tentang bagaimana kemungkinan pariwisata Indonesia juga bisa bergerak lebih global khususnya di bidang film dan konten digital dengan menjadikan Bandung sebagai the next Busan. Selaras dengan harapan Kemenparekraf Indonesia khususnya Bandung sebagai destinasi wisata yang berkualitas dan potensial menjadi latar tempat pembuatan film ataupun konten digital lainnya bagi publik internasional, khususnya Korea Selatan.


Serupa Busan, kota Bandung memiliki kearifan lokal budaya dan topografi yang punya daya jual. Seperti baru-baru ini aktris Kim Go Eun dafi Korea yang syuting untuk Elle dengan mengeksplorasi alam Bandung raya dan kearifan lokal didalamnya. Bicara soal film Bandung bahkan telah memiliki Festival Film Bandung (FFB) yang usianya lebih tua dari Busan International Film Festival. Tahun ini Festival Film Bandung akan digelar untuk yang ke-37 tahun, sementara Busan International Film Festival baru menginjak gelaran ke-29 pada Oktober 2024 ini.

Grand Plan menjadikan Bandung sebagai kota perfilman global itu aku sampaikan di hadapan 7 speaker Korea Indonesia dimana diantaranya adalah Profesor Han Woo Jung dari Universitas Daejin yang membidangi departemen Film dan Gambar bergerak, Mr. Produser stasiun televisi Korea SBS, dan  Produser dari banyak drama korea populer yang sukses secara global seperti Whats Wrong With Secretary Kim, Good Partner, Moving, True Beauty, Moon Embracing The Sun dan masih banyak lagi.

Alumni SCENE Kemenparekraf 

Alumni SCENE Kemenparekraf 

Forum Crafting Tourism Narratives in Digital Contents: Effectively Promoting Tourism Destinations Through Media ini terselenggara atas kerjasama ASEAN Korea Centre dengan Kemenparekraf dan dilakukan di beberapa negara seperti Malaysia dan Kamboja. Dalam forum besar ASEAN Korea Tourism ini juga saya mencoba membuka celah kemungkinan kolaborasi dan kerjasama antara dua negara (Indonesia dan Korea) melalui sektor film dan digital konten, khususnya para penulis skenario. Meski kemungkinan itu masih belum terlihat dalam waktu dekat karena banyaknya benturan aturan kenegaraan dan aspek teknis pekerjaan, tetapi hal itu tidak mengecilkan kesempatan akan adanya peran personal dari Indonesia dan Korea baik sebagai konten kreator maupun film maker.
Reuni alumni masterclass pengembangan skenario Kemenparekraf
Hal itu mewakili pertanyaan sekaligus harapan dari banyak panelis yang hadir khususnya alumni SCENE. Selain menjadi panelis dari ekosistem film maker secara bersamaan saya juga hadir mewakili alumni SCENE Kemenparekraf. SCENE sendiri adalah program masterclass pengembangan skenario film dan OTT yang diselenggarakan oleh Deputi bidang film, animasi dan radio Kemenparekraf.
Selain harapan untuk bisa work abroad di masa depan adalah PR bagi sebagian besar penulis skenario film dan series bagaimana piching yang sukaes. Bergelut dengan pitching atau persentasi pichdeck berulang kali tetap membuat kami kesulitan sehingga kami juga mengulik bagaimana piching yang baik pada sutradara kawakan Indonesia Ivan Handoyo. Yap selalu menjadi tricky bagaimana meramu piching yang mampu meyakinkan para produser. Pada penjelasannya Ivan Handoyo meyampaikan sisi unik, pengalaman dan confident adalah kuncinya.

Rafahlevi
Founder Xalshe Media Creative. Owner Beelicious Bandung. Single mom of two. Now working as an editor, film scriptwriter and content creator. An ambivert who loves watch and write all the time. Self improvement enthusiast. Bussiness/Collabs enquiries rafahlevi.ez@gmail.com

Related Posts

17 comments

  1. Wah selamat Kak...Keren sekali bisa ikut berpartisipasi dalam forum ASEAN Korea Centre dan bisa menyampaikan Grand Plan menjadikan Bandung sebagai kota perfilman global itu di hadapan 7 speaker Korea Indonesia. Sukses ya Kak

    ReplyDelete
  2. Waw keren! Bandung diproyeksikan bakal jadi kota perfileman internasional di masa mendatang *luv <3 Kakaknya juga keren ih bisa diundang ke acara menarik begini. Smoga perfileman Indonesia makin mendunia yaa.. aamiin

    ReplyDelete
  3. Forum ASEAN Korea Centre 2024 membawa angin segar bagi industri perfilman Indonesia, khususnya Bandung. Gagasan menjadikan Bandung sebagai kota perfilman dunia adalah langkah berani yang patut diapresiasi. Dengan potensi kreatif yang dimiliki, Bandung memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi film berkualitas di tingkat internasional. Semoga rencana besar ini dapat terealisasi dan membawa dampak positif bagi perkembangan industri kreatif di Indonesia.

    ReplyDelete
  4. Setuju sih, all about bandung tuh aesthetic jadi cantik banget buat jadi latar belakang film. Panoramanya indahh

    ReplyDelete
  5. Keren kak Rafah bisa ikutan forum ASEAN Korea Centre. Aku berharap sih dengan adanya forum kayak gini, perfilman Indonesia bisa berkembang baik dan dikenal lebih luas lagi ke negara lain

    ReplyDelete
  6. Keren Rafaaaaa! Ternyata penulis skenario panjang filn Tri Ajojing nih :) Ternyata di Bandung tuh sering diadakan kegiatan seperti ini dan Rafa sering berkontribusi. Selamat yaaaaa Rafa ikutan forum ASEAN Korea Centre. Semoga semakin menginspirasi dan terus menghasilkan karya2 perfilman yang istimewa aamiin.

    ReplyDelete
  7. Wah, keren banget! Bandung jadi kota perfilman dunia? Semoga rencana ini beneran terwujud, bisa makin nge-hype pariwisata Indonesia!

    ReplyDelete
  8. Wah keren mbak bisa jadi penulis skenario film semoga tambah maju dan menjadi inspirasi buat calon penulis skenario lainnya yang masih belajar , semangat

    ReplyDelete
  9. Wah, keren banget nih! Gimana kalau Bandung beneran jadi kota perfilman dunia kaya Busan? Kolaborasi film sama pariwisata pasti makin mantap

    ReplyDelete
  10. Sejak kecil pun saya taunya Bandung itu banyak menghasilkan seniman. Cuma memang butuh lebih serius lagi dan konsisten buat mengembangkan dunia seni. Termasuk dukungan dari pemerintah juga bisa lebih serius. Karena Korea Selatan sekarang bisa menguasai dunia hiburan dunia tentu karena keseriusan dan konsisten sekian puluh tahun

    ReplyDelete
  11. Wah asyik sekali bisa hadir di acara forum ASEAN Korea Tourism. Jadi punya kesempatan untuk mempelajari proses, dampak serta efektifitas media film dan konten digital dalam perkembangan sektor pariwisata, ya ..

    ReplyDelete
  12. Wah aku kalau inget Busan bukan Black Panther-nya melainkan Gong Yoo dengan Train to Busan haha. Wah mantul mbak kalau emamg bener Bandung bisa menjadi Busan-nya Indonesia dalam hal kota kiblat perfilman gitu.
    Tentu akan memperkenalkan wajah budaya dan adat juga tentunya sih ya film2nya. Keren banget, sukses selalu yaaa

    ReplyDelete
  13. Wah canggih klo Bandung didaulat jadi kota perfilman internasional. Mengangkat nama Indonesia juga di mata dunia. Klo Busan aku ingetnya film Train to Busan aja hehe gak ngeh klo Black Panther syuting disono

    ReplyDelete
  14. Aku turut mengaminkan agar Bandung bisa menjadi serupa dengan Busan. Apalagi memang adanya Festival Film Bandung kan jauh lebih lama adanya dibanding di Busan. By the way, selamat atas keikutsertaannya ya, Kak. Jadi nambah prestasi dan alhamdulillah di sana pun bisa banyak belajar juga.

    ReplyDelete
  15. Keren banget. Selamat ya bisa ikutan hadir di acara keren itu. Pasti dapetin banyakvilmu dan pencerahan terkait dunia film.

    ReplyDelete
  16. Semikian famaus Bandung dimata dunia nih kak ..semoga bisa terwujd nih Grand Plan menjadikan Bandung sebagai kota perfilman global apaladi disampaikan di hadapan 7 speaker Korea Indonesia. Angin segar bagi Indonesia juga perfilm bangkit lagi

    ReplyDelete
  17. Keren sekali, Kak! Bisa satu forum dengan para pakar di perfilman internasional. Aku tahu kemarin-kemarin berita Kim Go Eun yang ke Garut ya kak, kalau nggak salah? Foto-fotonya bagus banget sih. Aku dukung banget kalau Bandung mau jadi pusat perfilman, secara ada juga film dari Bandung yang terkenal banget: Film Dilan.. Hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment