Hidupkan Mimpi dan Toleransi Anak Indonesia Ventrilokuist Asal Maluku Eklin Amtor De Fretes Dirikan Rumah Dongeng Damai

12 comments

“Susan.. Susan.. kalo gede mau jadi apa”

“Aku kepingein pinter biar jadi dokter..”

Pagi tadi tiba-tiba aja muter lagu Susan dan Kak Ria Enes di acara sekolah. Berasa nostalgia masa sekolah esde dulu. Generasi Milenial pasti hafal diluar kepala dengan penggalan lagu cita-cita Susan ini. Jaman kecil dulu melihat Susan adalah boneka yang lucunya bukan main karena celetukan-celetukannya yang bikin gemas. Di masa kecil dulu kita menganggap Susan memang berinterkasi sungguhan dengan Ria Enes dan lawan bicara lainnya. Susan terasa nyata bisa bicara, mengobrol, bernyanyi bahkan marah-marah.

Tetapi semakin besar kita semakin disadarkan kenyataan jika Susan adalah sebuah boneka. Boneka yang sama sekali tidak bisa bicara layaknya manusia. Seperti halnya semua benda mati, boneka Susan juga hanya bisa ‘dihidupkan’ oleh suara si empunya. Dalam hal ini adalah Kak Ria Enes. Dan sebagai orang yang melahirkan Susan ke dunia anak-anak, Ria Enes berhasil membuat karakter yang kuat pada boneka Susan. Baik dari kostum, suara hingga ciri khas, sehingga senua orang mengenal Susan sebagai boneka lucu.

Nah, tahukah kamu jika kemampuan Ria Enes itu disebut ventrilokuist. Ya istilah ventrilokuist adalah kemampuan untuk berbicara tanpa menggerakkan bibir atau wajah seperti yang dilakukan Ria Enes.

Mengenal Seni Mendongeng Ventriloquism

Ventriloquism adalah seni berbicara dengan menggunakan suara yang tidak berasal dari mulut, tetapi dari tenggorokan atau dada. Ventriloquist atau ventrilokuist menggunakan teknik-teknik khusus untuk menghasilkan suara. Uniknya suara yang dihasilkan tidak terlihat seperti berasal dari mulut. Meski terlihat mudah tetapi keahlian ini memerlukan teknik latihan yang keras dan konsistensi latihan. Selain itu dibutuhkan juga kesabaran untuk menguasainya.

Dikutip dari beberapa sumber ventriloquism diketahui telah ada sejak zaman Mesir kuno. Di masa itu ventrilokuist digunakan dalam ritual-ritual keagamaan untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa. Di Yunani, ventrilokuist digunakan dalam teater untuk menghidupkan karakter-karakter dalam cerita. Di Eropa, ventrilokuist menjadi populer pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai hiburan di teater dan sirkus. Paul Winchell, ventrilokuist Amerika yang terkenal dengan boneka bernama Jerry Mahoney. Shari Lewis, ventrilokuist Amerika yang terkenal dengan boneka bernama Lamb Chop.

Sementara perkembangan ventriloquism di Indonesia relatif tidak begitu populer seperti di negara-negara Barat. Namun, meski tidak terlalu populer, beberapa ventrilokuist Indonesia cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah Ria Enes, Deni Darko dan Eklin Amtor De Fretes.

Eklin Amtor De Fretes Ventriloquist Dari Indonesia Timur Pendiri Rumah Dongeng Damai

Eklin Amtor de Fretes atau lebih dikenal Eklin De Fretes adalah salah seorang ventriloquist ternama yang berasal dari Indonesia Timur tepatnya Maluku. Bersama boneka Dodi, Eklin dikenal dengan sebutan pendongeng handal dari Negeri Raja-raja. Ia telah melanglang buana dari pulau ke pulau, lintas suku, bahkan lintas agama di berbagai daerah pedalaman di Provinsi Maluku.

Eklin juga lantang menyebarkan pesan perdamaian kepada anak-anak di Maluku bahkan di luar Maluku. Dengan penuh kerendahan hati ia telah mendongeng dan melatih dongeng di berbagai daerah. Eklin dan Dodi juga kerap dipercaya menjadi Juri Dongeng dan narasumber di berbagai acara nasional. Pria 34 tahun ini juga baru saja merilis karya bukunya yang berjudul "Mari Belajar Mendongeng Kisah-kisah Damai".

Kemampuannya dalam berstory telling didapatkan secara genetik dari keluarga yang merupakan para pendongeng handal.  Sebagai seorang yang lahir dan besar di tanah Maluku Eklin melihat bagaimana asa setiap anak di tanah kelahirannya perlu terus dipupuk melalui dongeng-dongeng baik. Karenanya Eklin bersama dengan boneka Dodi kerap aktif di berbagai kegiatan sosial yang fokus pada anak-anak dengan berdongeng kisah-kisah damai.

Sosoknya yang inspiratif merupakan orang di balik berdirinya Rumah Dongeng Damai, sebuah komunitas ventrilokuist yang bertujuan untuk menginspirasi dan mengembangkan potensi anak-anak di Indonesia melalui dongeng dan literasi. Ia ingin menghadirkan dunia yang lebih baik bagi anak-anak dengan membekali mereka mimpi-mimpi dan  pesan perdamaian melalui cerita-cerita yang penuh makna. Dari misi sucinya tersebut Eklin Sang Ventrilouist dari Indonesia Timur kemudian mendirikan sebuah rumah dongeng yang diberi nama Rumah Dongeng Damai.

Rumah Dongeng Damai Wujudkan Mimpi Anak Indonesia

Rumah Dongeng Damai merupakan nama komunitas yang menaungi Sahabat Rumah Dongeng Damai. Rumah Dongeng Damai menjadi tempat berkumpul, membaca, bahkan belajar mendongeng bagi anak-anak lintas iman di Maluku. Rumah Dongeng Damai yang didirikan Eklin menggunakan logo rumah dengan signature warna ungu. Rumah tersebut melambangkan tempat berkumpul, tempat berlindung, tempat untuk memberikan dukungan atu sama lain dan menjadi sumber cinta, kedamaian, ketenangan, inspirasi, dan energi bagi pemiliknya.

Sementara warna ungu diasosiasikan sebagai warna yang spiritual, berharga, dan lembut yang melambangkan arti kreativitas, imajinasi yang tinggi, serta elegan. Rumah Dongeng Damai tak hanya sebagai sarana yang newadahi keinginannya mewujudkan dunia  anak yang penuh dongeng baik tapi juga sebagai respon terhadap berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang beruntung.

Ia menyadari bahwa dongeng adalah bagian dari budaya lisan yang telah diwariskan nenek moyang secara turun-temurun yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan nilai-nilai moral, menumbuhkan kreativitas, dan memupuk rasa ingin tahu anak-anak. Dengan modal awal semangat dan tekad untuk berbagi, Eklin memulai gerakan dongeng ini dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota, dari satu pulau ke pulau yang lain, dari satu gereja ke gereja yang lain dari daerah satu ke daerah yang lain. Ia selalu ingin menghadirkan dongeng sebagai medium edukasi dan rekreasi yang menyenangkan, di mana anak-anak tidak hanya mendengarkan cerita, tetapi juga belajar untuk bermimpi dan percaya bahwa mereka dapat mencapai cita-cita mereka.

Rumah Dongeng Damai awalnya berfokus pada mendongeng sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan budaya. Eklin percaya bahwa dongeng tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga cara efektif untuk menyampaikan pesan dan nilai yang membentuk karakter anak-anak. Dia sering menggunakan dongeng dengan cerita rakyat dan kearifan lokal dari Maluku untuk menyampaikan pesan tentang perdamaian, kebersamaan, dan cinta lingkungan. Melalui pendekatan ini, Eklin tidak hanya menumbuhkan minat baca pada anak-anak, tetapi juga memperkenalkan mereka pada budaya dan warisan lokal yang kaya.

Seiring berjalannya waktu, Rumah Dongeng Damai berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat bercerita. Tempat ini kini juga menyediakan kegiatan edukatif lain seperti kelas seni, menari, musik, dan bahkan literasi lingkungan. Semua kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan karakter dan memperkenalkan anak-anak pada berbagai aspek kehidupan dan pengetahuan, dengan harapan mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang peduli, kreatif, dan cinta budaya.

Misi Suci Perdamaian Rumah Dongeng Damai

Instagram @EklinAmtordeFretes

Fokus utamanya adalah menjangkau anak-anak di daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti pedesaan dan wilayah-wilayah konflik. Dengan mengusung konsep "dongeng keliling," Rumah Dongeng Damai membawa cerita dan literasi langsung ke tengah-tengah masyarakat, di sekolah-sekolah, panti asuhan, dan ruang-ruang komunitas.

Aktivitas utama yang dilakukan oleh Rumah Dongeng Damai adalah pementasan dongeng, pelatihan mendongeng, dan kegiatan literasi seperti membaca buku bersama anak-anak. Selain itu, Rumah Dongeng Damai juga memberikan pelatihan kepada para guru, orang tua, dan juga relawan tentang teknik mendongeng yang efektif, sehingga mereka bisa meneruskan budaya bercerita kepada anak-anak di lingkungan mereka.

Setiap sesi dongeng bukan hanya sekedar menceritakan sebuah kisah, tetapi juga mencakup diskusi tentang nilai-nilai moral, pertanyaan reflektif, dan aktivitas kreatif yang merangsang imajinasi anak-anak. Dengan pendekatan ini, Eklin dan timnya berharap dapat mendorong anak-anak untuk aktif berpikir, berani berbicara, dan mengungkapkan ide-ide mereka.

Selain itu, Rumah Dongeng Damai juga terlibat dalam penyediaan buku-buku bacaan untuk anak-anak, baik melalui donasi maupun membuat perpustakaan kecil di daerah-daerah yang membutuhkan. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan lembaga donor, untuk memperluas jangkauan layanan mereka.

Diketahui dari media sosialnya sejak berdirinya, Rumah Dongeng Damai telah berhasil menjangkau ribuan anak di berbagai daerah di Indonesia. Gerakan ini telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan minat baca dan rasa cinta terhadap budaya literasi di kalangan anak-anak. Banyak anak yang tadinya tidak tertarik membaca atau bahkan tidak memiliki akses ke buku bacaan, kini mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap literasi dan belajar.

Salah satu prestasi besar yang dicapai oleh Rumah Dongeng Damai adalah penyelenggaraan berbagai festival dongeng yang melibatkan komunitas lokal dan pendongeng dari berbagai daerah. Acara-acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi anak-anak, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya bercerita Indonesia yang kaya akan legenda, mitos, dan cerita rakyat.

Melalui Rumah Dongeng Damai, Eklin de Fretes juga telah berhasil menciptakan ruang bagi anak-anak untuk bermimpi dan berani berharap. Dalam berbagai kesaksiannya, banyak anak yang menyatakan bahwa mereka merasa termotivasi untuk mengejar cita-cita setelah mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh Eklin dan timnya. Para relawan dan pendongeng yang dilatih juga mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini, tidak hanya dalam hal keterampilan mendongeng, tetapi juga dalam meningkatkan kepedulian sosial mereka.

Rumah Dongeng Damai Antarkan Eklin Amtor De Fretes Menjadi Penerima Penghargaan SIA Astra dari Maluku

Instagram @rumahdongengdamai

Pengaruh Rumah Dongeng Damai Terhadap Anak-Anak Indonesia khususnya di wilayah Timur sangatlah besar. Ini membuktikan bahwa dongeng bukan sekadar cerita untuk menghibur, tetapi juga alat yang kuat untuk mengedukasi dan membangun karakter anak-anak. Dengan menyampaikan pesan-pesan moral tentang keberagaman atau pluralisme. Melalui cerita, Rumah Dongeng Damai turut serta dalam membentuk generasi muda Indonesia yang cerdas, kreatif, dan berwawasan Pancasila.

Gerakan ini juga membawa perubahan nyata di komunitas-komunitas yang dijangkau. Di tempat-tempat di mana dongeng dan kegiatan literasi telah diperkenalkan, terjadi peningkatan partisipasi anak-anak dalam kegiatan sekolah dan aktivitas belajar lainnya. Mereka menjadi lebih percaya diri, memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik, dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi.

Kesuksesan Rumah Dongeng Damai dalam menginspirasi anak-anak untuk bermimpi dan mengejar cita-cita, menggiatkan literasi di daerah serta kemampuannya dalam menyuarakan tentang indahnya perdamaian dalam keberagaman membuat Eklin dianugerahi penghargaan dari Astra Indobesia. Sosoknya yang penuh daya juang dan sangat menginspirasi mengantarnya menjadi salah satu sosok inspiratif penerima SIA di tahun 2021 lalu.

Pada tahun 2021, upaya dan dedikasi Eklin dalam mengembangkan Rumah Dongeng Damai mendapatkan apresiasi besar. Dia terpilih sebagai salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards (SIA) 2021, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Astra untuk individu atau kelompok yang dianggap telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di berbagai bidang seperti pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, kesehatan, dan teknologi.

Proses terpilihnya Eklin sebagai penerima penghargaan SATU Indonesia Awards tidak lepas dari cerita perjuangan dan pengabdian yang dilakukannya. Melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat, Eklin berhasil menunjukkan dampak nyata dari Rumah Dongeng Damai terhadap komunitasnya. Dia menginspirasi banyak orang dengan bagaimana rumah tersebut bukan hanya sekadar tempat bagi anak-anak belajar dan bermain, tetapi juga wadah untuk membangun perdamaian dan memperkuat ikatan budaya.

Komitmen dan kerja keras Eklin dalam menciptakan perubahan positif melalui pendidikan non-formal dan seni budaya inilah yang membuatnya layak mendapatkan apresiasi. Dengan penghargaan ini, dia berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil, memperhatikan lingkungan sekitar, dan membangun masa depan yang lebih baik, terutama bagi generasi muda di Maluku.

Dengan semangat dan dedikasi yang terus dijaga oleh Eklin Amtor de Fretes dan komunitasnya, Rumah Dongeng Damai akan terus tumbuh dan menyebarkan pesan damai serta inspirasi ke lebih banyak anak di seluruh penjuru Indonesia. Ia mampu membuktikan anak dari pulau Seram, Maluku mampu meraih cita-cita mengubah duniamembuat perubahan besar melalui inisiatifnya, Rumah Dongeng Damai.

Penutup

Dengan tekad dan semangat untuk membangun generasi muda yang lebih baik, Eklin menciptakan Rumah Dongeng Damai sebagai ruang bagi anak-anak dan masyarakat untuk belajar, berkreasi, serta menumbuhkan cinta terhadap budaya lokal dan toleransi dalam pluralisme.

Kini Rumah Dongeng Damai menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi masyarakat Maluku. Eklin terus melanjutkan misinya untuk menyebarkan semangat damai, kegemaran membaca, belajar, dan mencintai budaya lokal melalui dongeng-dongengnya. Pencapaiannya juga mengingatkan kita semua bahwa dari sebuah daerah yang jauh dari pusat, seseorang bisa menggapai cita-cita dan membuat dampak besar jika memiliki tekad serta niat baik untuk berbagi.

 

Rafahlevi
Founder Xalshe Media Creative. Owner Beelicious Bandung. Single mom of two. Now working as an editor, film scriptwriter and content creator. An ambivert who loves watch and write all the time. Self improvement enthusiast. Bussiness/Collabs enquiries rafahlevi.ez@gmail.com
Newest Older

Related Posts

12 comments

  1. Ya ampuun mendadak diingatkan sama Susan dan Kak Ria Enes. Apa kabarnyaa mereka?? Rindunyaa....
    Btw, kegiatan seperti ini emang harus lebih digalakkan terutama di daerah yang belum sempat terpapar banyak gadget. Itu anak-anak masih fresh dan alami...
    Smoga banyak program serupa oleh anak-anak muda seperti Eklin yang semakin bertumbuh

    ReplyDelete
  2. Keren ini kak Erlin, pantas untuk mendapatkan Indonesia Satu Award dari Astra. Idenya membangun rumah dongen Damai ini sangat inpiratif untuk orang-orang yang peduli akan anak-anak. Baik dalam hal pendidikan ataupun budi pekerti. Salut!

    ReplyDelete
  3. Kupikir Susan beneran bisa ngomong lho. Setelah gedhe, ya menyadari. Tidak ada boneka yang bisa ngomong. Cuma dulu belum tahu kemampuan ngomong kayak Kak Ria Enes dan Kak Eklin tuh ada namanya. Ventrilokuist.

    ReplyDelete
  4. Kreatif banget nih, semoga kisah Kak Eklin mampu memotivasi para penggerak pendidikan lainnya. Ini beneran inspiratif.

    ReplyDelete
  5. Keren banget Eklin Amtor de Fretes
    Gak semua orang bisa mendongeng, sementara sebagai ortu saya pingin banget bisa mendongeng
    Di suatu hari jadi NGO ada pendongeng yang bikin hipnotis anak-anak
    dan itu emejing banget

    ReplyDelete
  6. Membaca cerita dan perjuangannya Eklin ini emang lantas banget deh beliau mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award, semoga semakin menyebar menginspirasi untuk anak ke seluruh penjuru Indonesia

    ReplyDelete
  7. Saya selalu terkesan dengan mereka yang bisa mendongeng. Satu keahlian yang menurut saya sudah langka banget. Apalagi jika lewat dongeng ini terselipkan pesan-pesan kebaikan, adab yang baik, serta semangat menggapai mimpi. Salut untuk Eklin dan Rumah Dongeng Damainya. Semoga bisa terus memberikan manfaat bagi sesama, khususnya anak-anak, sekarang dan di masa yang akan datang.

    ReplyDelete
  8. Saya masih sangsi di jaman serba digital sekarang apakah setiap sebelum tidur masih ada orang tua yang membacakan dongeng untuk anak-anaknya
    Padahal dongeng banyak membawa manfaat ya
    Adanya Rumah Dongeng Damai, semoga mengembalikan lagi kejayaan masa mendongeng di dunia anak

    ReplyDelete
  9. Lewat mendongeng anak-anak bisa sambil belajar toleransi dan bersosialisasi antar sesama ya. Apalagi memang lewat dongeng bisa bawa cerita yang ceria

    ReplyDelete
  10. Maaff.. jadi galfok karena mendadak font-nya beda.
    Salut sama Eklin Amtor De Fretes Ventriloquist Dari Indonesia Timur yang senantiasa berbagi kebahagiaan bersama anak-anak. Karena anak-anak masa kini, terutama yang di pelosok, mungkin kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah yaa.. jadi adanya mendongeng dengan boneka begini, bikin "mimpi" anak-anak kembali membara.

    ReplyDelete
  11. Seni mendongeng ini emang perlu digiatkan supaya anak-anak bisa mempunyai cita-cita yang luas dan tinggi sehingga bisa semangat belajarnya

    ReplyDelete
  12. Saya selalu salut dengan orang-orang yang pinter mendongeng. Keren dan merupakan salah satu penyampai pesan paling sip terutama bagi anak-anak, karena akan langsung diterima dengan damai di alam bawah sadar mereka. Salut dengan Kak Eklin, semoga impiannya segera mewujud nyata, semakin banyak supporter, dan semakin sukses yaa.

    ReplyDelete

Post a Comment