“Susan.. Susan.. kalo gede mau jadi apa”
“Aku kepingein
pinter biar jadi dokter..”
Pagi tadi
tiba-tiba aja muter lagu Susan dan Kak Ria Enes di acara sekolah. Berasa nostalgia
masa sekolah esde dulu. Generasi Milenial pasti hafal diluar kepala dengan
penggalan lagu cita-cita Susan ini. Jaman kecil dulu melihat Susan adalah
boneka yang lucunya bukan main karena celetukan-celetukannya yang bikin gemas.
Di masa kecil dulu kita menganggap Susan memang berinterkasi sungguhan dengan
Ria Enes dan lawan bicara lainnya. Susan terasa nyata bisa bicara, mengobrol,
bernyanyi bahkan marah-marah.
Tetapi semakin
besar kita semakin disadarkan kenyataan jika Susan adalah sebuah boneka. Boneka
yang sama sekali tidak bisa bicara layaknya manusia. Seperti halnya semua benda
mati, boneka Susan juga hanya bisa ‘dihidupkan’ oleh suara si empunya. Dalam
hal ini adalah Kak Ria Enes. Dan sebagai orang yang melahirkan Susan ke dunia
anak-anak, Ria Enes berhasil membuat karakter yang kuat pada boneka Susan. Baik
dari kostum, suara hingga ciri khas, sehingga senua orang mengenal Susan
sebagai boneka lucu.
Nah, tahukah kamu
jika kemampuan Ria Enes itu disebut ventrilokuist. Ya istilah
ventrilokuist adalah kemampuan untuk berbicara tanpa menggerakkan bibir
atau wajah seperti yang dilakukan Ria Enes.
Mengenal Seni Mendongeng Ventriloquism
Ventriloquism adalah seni berbicara dengan menggunakan
suara yang tidak berasal dari mulut, tetapi dari tenggorokan atau dada.
Ventriloquist atau ventrilokuist menggunakan teknik-teknik khusus untuk
menghasilkan suara. Uniknya suara yang dihasilkan tidak terlihat seperti
berasal dari mulut. Meski terlihat mudah tetapi keahlian ini memerlukan teknik
latihan yang keras dan konsistensi latihan. Selain itu dibutuhkan juga
kesabaran untuk menguasainya.
Dikutip dari beberapa sumber ventriloquism diketahui
telah ada sejak zaman Mesir kuno. Di masa itu ventrilokuist digunakan dalam
ritual-ritual keagamaan untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa. Di Yunani,
ventrilokuist digunakan dalam teater untuk menghidupkan karakter-karakter dalam
cerita. Di Eropa, ventrilokuist menjadi populer pada abad ke-18 dan ke-19
sebagai hiburan di teater dan sirkus. Paul Winchell, ventrilokuist Amerika yang
terkenal dengan boneka bernama Jerry Mahoney. Shari Lewis, ventrilokuist Amerika
yang terkenal dengan boneka bernama Lamb Chop.
Sementara perkembangan ventriloquism di Indonesia
relatif tidak begitu populer seperti di negara-negara Barat. Namun, meski tidak
terlalu populer, beberapa ventrilokuist Indonesia cukup banyak. Beberapa
diantaranya adalah Ria Enes, Deni Darko dan Eklin Amtor De Fretes.
Eklin Amtor De Fretes Ventriloquist Dari Indonesia Timur Pendiri Rumah Dongeng Damai
Eklin Amtor de Fretes atau lebih dikenal Eklin De Fretes adalah salah seorang ventriloquist ternama yang berasal dari Indonesia Timur tepatnya Maluku. Bersama boneka Dodi, Eklin dikenal dengan sebutan pendongeng handal dari Negeri Raja-raja. Ia telah melanglang buana dari pulau ke pulau, lintas suku, bahkan lintas agama di berbagai daerah pedalaman di Provinsi Maluku.
Eklin juga lantang menyebarkan pesan
perdamaian kepada anak-anak di Maluku bahkan di luar Maluku. Dengan penuh
kerendahan hati ia telah mendongeng dan melatih dongeng di berbagai daerah. Eklin
dan Dodi juga kerap dipercaya menjadi Juri Dongeng dan narasumber di berbagai
acara nasional. Pria 34 tahun ini juga baru saja merilis karya bukunya yang
berjudul "Mari Belajar Mendongeng Kisah-kisah Damai".
Kemampuannya dalam berstory telling
didapatkan secara genetik dari keluarga yang merupakan para pendongeng
handal. Sebagai seorang yang lahir dan
besar di tanah Maluku Eklin melihat bagaimana asa setiap anak di tanah
kelahirannya perlu terus dipupuk melalui dongeng-dongeng baik. Karenanya Eklin
bersama dengan boneka Dodi kerap aktif di berbagai kegiatan sosial yang fokus
pada anak-anak dengan berdongeng kisah-kisah damai.
Sosoknya yang inspiratif merupakan orang
di balik berdirinya Rumah Dongeng Damai, sebuah komunitas ventrilokuist
yang bertujuan untuk menginspirasi dan mengembangkan potensi anak-anak di
Indonesia melalui dongeng dan literasi. Ia ingin menghadirkan dunia yang lebih
baik bagi anak-anak dengan membekali mereka mimpi-mimpi dan pesan perdamaian melalui cerita-cerita yang
penuh makna. Dari misi sucinya tersebut Eklin Sang Ventrilouist dari Indonesia
Timur kemudian mendirikan sebuah rumah dongeng yang diberi nama Rumah Dongeng
Damai.
Rumah Dongeng Damai Wujudkan Mimpi Anak Indonesia
Rumah Dongeng Damai merupakan nama
komunitas yang menaungi Sahabat Rumah Dongeng Damai. Rumah Dongeng Damai
menjadi tempat berkumpul, membaca, bahkan belajar mendongeng bagi anak-anak
lintas iman di Maluku. Rumah Dongeng Damai yang didirikan Eklin menggunakan logo
rumah dengan signature warna ungu. Rumah tersebut melambangkan tempat berkumpul,
tempat berlindung, tempat untuk memberikan dukungan atu sama lain dan menjadi
sumber cinta, kedamaian, ketenangan, inspirasi, dan energi bagi pemiliknya.
Sementara warna ungu diasosiasikan
sebagai warna yang spiritual, berharga, dan lembut yang melambangkan arti
kreativitas, imajinasi yang tinggi, serta elegan. Rumah Dongeng Damai tak
hanya sebagai sarana yang newadahi keinginannya mewujudkan dunia anak yang penuh dongeng baik tapi juga sebagai
respon terhadap berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak di Indonesia,
terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang beruntung.
Ia menyadari bahwa dongeng adalah bagian
dari budaya lisan yang telah diwariskan nenek moyang secara turun-temurun yang
memiliki kekuatan untuk menyampaikan nilai-nilai moral, menumbuhkan
kreativitas, dan memupuk rasa ingin tahu anak-anak. Dengan modal awal semangat
dan tekad untuk berbagi, Eklin memulai gerakan dongeng ini dengan berkeliling
dari satu tempat ke tempat lain, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat
kota, dari satu pulau ke pulau yang lain, dari satu gereja ke gereja yang lain
dari daerah satu ke daerah yang lain. Ia selalu ingin menghadirkan dongeng
sebagai medium edukasi dan rekreasi yang menyenangkan, di mana anak-anak tidak
hanya mendengarkan cerita, tetapi juga belajar untuk bermimpi dan percaya bahwa
mereka dapat mencapai cita-cita mereka.
Rumah Dongeng Damai awalnya berfokus
pada mendongeng sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan budaya.
Eklin percaya bahwa dongeng tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga cara
efektif untuk menyampaikan pesan dan nilai yang membentuk karakter anak-anak.
Dia sering menggunakan dongeng dengan cerita rakyat dan kearifan lokal dari
Maluku untuk menyampaikan pesan tentang perdamaian, kebersamaan, dan cinta
lingkungan. Melalui pendekatan ini, Eklin tidak hanya menumbuhkan minat baca
pada anak-anak, tetapi juga memperkenalkan mereka pada budaya dan warisan lokal
yang kaya.
Seiring berjalannya waktu, Rumah
Dongeng Damai berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat bercerita. Tempat
ini kini juga menyediakan kegiatan edukatif lain seperti kelas seni, menari,
musik, dan bahkan literasi lingkungan. Semua kegiatan ini bertujuan untuk
memperkuat pendidikan karakter dan memperkenalkan anak-anak pada berbagai aspek
kehidupan dan pengetahuan, dengan harapan mereka bisa tumbuh menjadi pribadi
yang peduli, kreatif, dan cinta budaya.
Misi Suci Perdamaian Rumah Dongeng Damai
Fokus utamanya adalah menjangkau
anak-anak di daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti pedesaan dan
wilayah-wilayah konflik. Dengan mengusung konsep "dongeng keliling," Rumah
Dongeng Damai membawa cerita dan literasi langsung ke tengah-tengah masyarakat,
di sekolah-sekolah, panti asuhan, dan ruang-ruang komunitas.
Aktivitas utama yang dilakukan oleh Rumah
Dongeng Damai adalah pementasan dongeng, pelatihan mendongeng, dan kegiatan
literasi seperti membaca buku bersama anak-anak. Selain itu, Rumah Dongeng
Damai juga memberikan pelatihan kepada para guru, orang tua, dan juga relawan
tentang teknik mendongeng yang efektif, sehingga mereka bisa meneruskan budaya
bercerita kepada anak-anak di lingkungan mereka.
Setiap sesi dongeng bukan hanya
sekedar menceritakan sebuah kisah, tetapi juga mencakup diskusi tentang
nilai-nilai moral, pertanyaan reflektif, dan aktivitas kreatif yang merangsang
imajinasi anak-anak. Dengan pendekatan ini, Eklin dan timnya berharap dapat
mendorong anak-anak untuk aktif berpikir, berani berbicara, dan mengungkapkan
ide-ide mereka.
Selain itu, Rumah Dongeng Damai
juga terlibat dalam penyediaan buku-buku bacaan untuk anak-anak, baik melalui
donasi maupun membuat perpustakaan kecil di daerah-daerah yang membutuhkan.
Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah,
komunitas lokal, dan lembaga donor, untuk memperluas jangkauan layanan mereka.
Diketahui dari media sosialnya sejak
berdirinya, Rumah Dongeng Damai telah berhasil menjangkau ribuan anak di
berbagai daerah di Indonesia. Gerakan ini telah memberikan dampak positif dalam
meningkatkan minat baca dan rasa cinta terhadap budaya literasi di kalangan
anak-anak. Banyak anak yang tadinya tidak tertarik membaca atau bahkan tidak
memiliki akses ke buku bacaan, kini mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih
besar terhadap literasi dan belajar.
Salah satu prestasi besar yang
dicapai oleh Rumah Dongeng Damai adalah penyelenggaraan berbagai
festival dongeng yang melibatkan komunitas lokal dan pendongeng dari berbagai
daerah. Acara-acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi anak-anak,
tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya
bercerita Indonesia yang kaya akan legenda, mitos, dan cerita rakyat.
Melalui Rumah Dongeng Damai,
Eklin de Fretes juga telah berhasil menciptakan ruang bagi anak-anak untuk
bermimpi dan berani berharap. Dalam berbagai kesaksiannya, banyak anak yang
menyatakan bahwa mereka merasa termotivasi untuk mengejar cita-cita setelah
mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh Eklin dan timnya. Para relawan dan
pendongeng yang dilatih juga mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan
ini, tidak hanya dalam hal keterampilan mendongeng, tetapi juga dalam
meningkatkan kepedulian sosial mereka.
Rumah Dongeng Damai Antarkan Eklin Amtor De Fretes Menjadi Penerima Penghargaan SIA Astra dari Maluku
Pengaruh Rumah Dongeng Damai
Terhadap Anak-Anak Indonesia khususnya di wilayah Timur sangatlah besar. Ini membuktikan
bahwa dongeng bukan sekadar cerita untuk menghibur, tetapi juga alat yang kuat
untuk mengedukasi dan membangun karakter anak-anak. Dengan menyampaikan
pesan-pesan moral tentang keberagaman atau pluralisme. Melalui cerita, Rumah
Dongeng Damai turut serta dalam membentuk generasi muda Indonesia yang
cerdas, kreatif, dan berwawasan Pancasila.
Gerakan ini juga membawa perubahan
nyata di komunitas-komunitas yang dijangkau. Di tempat-tempat di mana dongeng
dan kegiatan literasi telah diperkenalkan, terjadi peningkatan partisipasi
anak-anak dalam kegiatan sekolah dan aktivitas belajar lainnya. Mereka menjadi
lebih percaya diri, memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik, dan
menunjukkan semangat belajar yang tinggi.
Kesuksesan Rumah Dongeng Damai
dalam menginspirasi anak-anak untuk bermimpi dan mengejar cita-cita, menggiatkan
literasi di daerah serta kemampuannya dalam menyuarakan tentang indahnya
perdamaian dalam keberagaman membuat Eklin dianugerahi penghargaan dari Astra
Indobesia. Sosoknya yang penuh daya juang dan sangat menginspirasi mengantarnya
menjadi salah satu sosok inspiratif penerima SIA di tahun 2021 lalu.
Pada tahun 2021, upaya dan dedikasi
Eklin dalam mengembangkan Rumah Dongeng Damai mendapatkan apresiasi besar. Dia
terpilih sebagai salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk
(SATU) Indonesia Awards (SIA) 2021, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan
oleh Astra untuk individu atau kelompok yang dianggap telah memberikan
kontribusi nyata bagi masyarakat di berbagai bidang seperti pendidikan,
lingkungan, kewirausahaan, kesehatan, dan teknologi.
Proses terpilihnya Eklin sebagai
penerima penghargaan SATU Indonesia Awards tidak lepas dari cerita perjuangan
dan pengabdian yang dilakukannya. Melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat,
Eklin berhasil menunjukkan dampak nyata dari Rumah Dongeng Damai terhadap
komunitasnya. Dia menginspirasi banyak orang dengan bagaimana rumah tersebut
bukan hanya sekadar tempat bagi anak-anak belajar dan bermain, tetapi juga
wadah untuk membangun perdamaian dan memperkuat ikatan budaya.
Komitmen dan kerja keras Eklin dalam
menciptakan perubahan positif melalui pendidikan non-formal dan seni budaya
inilah yang membuatnya layak mendapatkan apresiasi. Dengan penghargaan ini, dia
berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memulai perubahan dari
hal-hal kecil, memperhatikan lingkungan sekitar, dan membangun masa depan yang
lebih baik, terutama bagi generasi muda di Maluku.
Dengan semangat dan dedikasi yang
terus dijaga oleh Eklin Amtor de Fretes dan komunitasnya, Rumah Dongeng Damai akan terus tumbuh
dan menyebarkan pesan damai serta inspirasi ke lebih banyak anak di seluruh
penjuru Indonesia. Ia mampu membuktikan anak dari pulau Seram, Maluku mampu
meraih cita-cita mengubah duniamembuat
perubahan besar melalui inisiatifnya, Rumah Dongeng Damai.
Penutup
Dengan tekad dan semangat untuk
membangun generasi muda yang lebih baik, Eklin menciptakan Rumah Dongeng
Damai sebagai ruang bagi anak-anak dan masyarakat untuk belajar, berkreasi,
serta menumbuhkan cinta terhadap budaya lokal dan toleransi dalam pluralisme.
Kini Rumah Dongeng Damai menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi masyarakat Maluku. Eklin terus melanjutkan misinya untuk menyebarkan semangat damai, kegemaran membaca, belajar, dan mencintai budaya lokal melalui dongeng-dongengnya. Pencapaiannya juga mengingatkan kita semua bahwa dari sebuah daerah yang jauh dari pusat, seseorang bisa menggapai cita-cita dan membuat dampak besar jika memiliki tekad serta niat baik untuk berbagi.
Ya ampuun mendadak diingatkan sama Susan dan Kak Ria Enes. Apa kabarnyaa mereka?? Rindunyaa....
ReplyDeleteBtw, kegiatan seperti ini emang harus lebih digalakkan terutama di daerah yang belum sempat terpapar banyak gadget. Itu anak-anak masih fresh dan alami...
Smoga banyak program serupa oleh anak-anak muda seperti Eklin yang semakin bertumbuh
Keren ini kak Erlin, pantas untuk mendapatkan Indonesia Satu Award dari Astra. Idenya membangun rumah dongen Damai ini sangat inpiratif untuk orang-orang yang peduli akan anak-anak. Baik dalam hal pendidikan ataupun budi pekerti. Salut!
ReplyDeleteKupikir Susan beneran bisa ngomong lho. Setelah gedhe, ya menyadari. Tidak ada boneka yang bisa ngomong. Cuma dulu belum tahu kemampuan ngomong kayak Kak Ria Enes dan Kak Eklin tuh ada namanya. Ventrilokuist.
ReplyDeleteKreatif banget nih, semoga kisah Kak Eklin mampu memotivasi para penggerak pendidikan lainnya. Ini beneran inspiratif.
ReplyDeleteKeren banget Eklin Amtor de Fretes
ReplyDeleteGak semua orang bisa mendongeng, sementara sebagai ortu saya pingin banget bisa mendongeng
Di suatu hari jadi NGO ada pendongeng yang bikin hipnotis anak-anak
dan itu emejing banget
Membaca cerita dan perjuangannya Eklin ini emang lantas banget deh beliau mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award, semoga semakin menyebar menginspirasi untuk anak ke seluruh penjuru Indonesia
ReplyDeleteSaya selalu terkesan dengan mereka yang bisa mendongeng. Satu keahlian yang menurut saya sudah langka banget. Apalagi jika lewat dongeng ini terselipkan pesan-pesan kebaikan, adab yang baik, serta semangat menggapai mimpi. Salut untuk Eklin dan Rumah Dongeng Damainya. Semoga bisa terus memberikan manfaat bagi sesama, khususnya anak-anak, sekarang dan di masa yang akan datang.
ReplyDeleteSaya masih sangsi di jaman serba digital sekarang apakah setiap sebelum tidur masih ada orang tua yang membacakan dongeng untuk anak-anaknya
ReplyDeletePadahal dongeng banyak membawa manfaat ya
Adanya Rumah Dongeng Damai, semoga mengembalikan lagi kejayaan masa mendongeng di dunia anak
Lewat mendongeng anak-anak bisa sambil belajar toleransi dan bersosialisasi antar sesama ya. Apalagi memang lewat dongeng bisa bawa cerita yang ceria
ReplyDeleteMaaff.. jadi galfok karena mendadak font-nya beda.
ReplyDeleteSalut sama Eklin Amtor De Fretes Ventriloquist Dari Indonesia Timur yang senantiasa berbagi kebahagiaan bersama anak-anak. Karena anak-anak masa kini, terutama yang di pelosok, mungkin kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah yaa.. jadi adanya mendongeng dengan boneka begini, bikin "mimpi" anak-anak kembali membara.
Seni mendongeng ini emang perlu digiatkan supaya anak-anak bisa mempunyai cita-cita yang luas dan tinggi sehingga bisa semangat belajarnya
ReplyDeleteSaya selalu salut dengan orang-orang yang pinter mendongeng. Keren dan merupakan salah satu penyampai pesan paling sip terutama bagi anak-anak, karena akan langsung diterima dengan damai di alam bawah sadar mereka. Salut dengan Kak Eklin, semoga impiannya segera mewujud nyata, semakin banyak supporter, dan semakin sukses yaa.
ReplyDelete