Oase Ditengah Era Kecanduan Gaming Achmad Irfandi Gagas Kampung Lali Gadget

Sumber foto @kampunglaligadget @guruesde

Berapa hari lalu tiba-tiba muncul di timeline instagram aku kabar tetang anak yang harus dapat perawatan intensif dokter karena masalah di otaknya. Konon anak yang baru duduk di bangku SMP itu mengalami radang di selaput otak akbiat dari radiasi tinggi. Duhh ngeri ya bacanya. Selang berapa jam malamnya di X ramai lagi tentang anak kosan yang mengalami musibah kebakaran akibat gadget yang terlalu panas.

Mengerikannya akibat dari kebakaran tersebut pemuda kosan itu harus menahan rasa sakit karena tubuhnya ikut terbakar dan menempel dengan kasur busa yang hangus saat ledakan handphone terjadi. Pemuda itu menggunakan handphone yang tengah diisi daya sambil bermain game. Maka saat panas handphone melebihi kapasitasnya, dwarrrr!! Semua tak bisa diselamatkan.

Sudah sering sekali berbagai fenomena buruk dan kabar tak menyenangkan yang diakibatkan karena konsumsi gadget yang berlebihan. Dampak buruk gadget juga meluas tak hanya pada keselamatan dan kesehatan tapi juga pada sektor sosial dan ekonomi. Dunia digital memang tak bisa dienyahkan pada era teknologi moderen seperti saat ini. Tetapi bijak menggunakan gadget tentu harus diterapkan terutama kepada anak-anak sekolah. Bahkan bila perlu Pada usia tertentu anak perlu dibatasi bersentuhan dengan gadget.

Masalahnya kemudian orangtua saat ini juga abai pada komitmen batasan ruang dan waktu bermain gadget. Anak secara sadar diberikan gadget supaya anteng, supaya tidak mengganggu aktifitas orang tua, atau bahkan supaya anak tidak merengek minta main keluar. Wah salah besar jika sudah seperti itu. Kecanduan gadget sangat berbahaya bagi generasi muda terutama anak karena akan menumpulkan kepekaan sosialnya, kreatifitas juga daya saing bahkan fatalnya adalah anak tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia maya. Anak yang terus menerus bercengkrama dengan gadget sepanjang waktu juga akan intolerir pada lingkungan sekitarnya.  

Berangkat dari segudang keresahan tersebut seorang pemuda sederhana asal Karanganyar Jawa Tengah mencoba membuka lagi media agar anak bisa melupakan gadget meski sejenak. Dengan nama Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi seolah membuat oase ditengah tandusnya permainan tradisional yang diketahui anak-anak generasi saat ini.

Kembalinya Dunia Bermain Anak Indonesia di Kampung Lali Gadget 

Kampung Lali Gadget berdiri pada tahun 2018 di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ide mendirikan Kampung Lali Gadget tercetus karena keprihatinan Irfandi terhadap meningkatnya ketergantungan anak-anak pada perangkat elektronik seperti smartphone dan tablet. Saat itu, ia melihat banyak anak yang lebih memilih bermain game di gadget dibandingkan melakukan aktivitas fisik atau berinteraksi secara langsung dengan teman-teman sebaya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang terhadap kemampuan sosial dan fisik anak-anak.

Dorongan utama untuk mendirikan Kampung Lali Gadget adalah keinginan untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi anak-anak agar dapat mengurangi penggunaan gadget dan lebih banyak berinteraksi dengan alam serta teman-temannya. Irfandi ingin menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk kembali mengenal permainan tradisional, aktivitas luar ruangan, dan kegiatan edukatif yang bermanfaat untuk perkembangan mereka. Tujuan dari pendirian Kampung Lali Gadget ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan kemandirian pada anak-anak, serta memperkenalkan kembali permainan tradisional yang semakin terlupakan.

Kampung Lali Gadget terletak di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kampung ini memiliki lingkungan yang alami, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sehingga memberikan suasana yang cocok untuk kegiatan di alam terbuka dan menjauhkan diri dari penggunaan gadget. Di area kampjng Lali Gadget anak-anak akan diarahlan untuk bermain-main di alam bebas, mengekplorasi permainan tradisional dan bermain permainan sederhana dengan kreatifitas.

Beragam kegiatan dilakukan di Kampung Lali Gadget, yang semuanya dirancang untuk mengajak anak-anak aktif bergerak, berpikir kreatif, dan berinteraksi sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:

  1. Permainan Tradisional: Anak-anak diajak untuk memainkan permainan tradisional seperti gobak sodor, egrang, lompat tali, congklak, dan lain-lain. Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga melatih kemampuan motorik dan sosial mereka.
  2. Berkemah dan Kegiatan Alam: Kampung Lali Gadget juga menyediakan fasilitas untuk berkemah, sehingga anak-anak bisa merasakan pengalaman tidur di alam terbuka, memasak sendiri, dan belajar tentang lingkungan alam.
  3. Workshop Kreativitas: Ada juga kegiatan edukatif seperti membuat kerajinan tangan, berkebun, dan memasak, yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan praktis dan kreativitas anak.
  4. Edukasi Pertanian dan Peternakan: Anak-anak dapat belajar mengenai pertanian, bercocok tanam, dan merawat hewan ternak, yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan lingkungan.

Saat ini Kampung Lali Gadget telah menjadi tujuan wisata edukasi yang menarik, tidak hanya bagi anak-anak dan keluarga, tetapi juga menarik perhatian beberapa artis yang datang untuk berkunjung, salah satu yang kerap berkunjung adalah aktris cantik Luna Maya.  Kehadiran para artis tentu saja turut membantu memperkenalkan Kampung Lali Gadget kepada masyarakat luas dan memberikan dukungan terhadap gerakan mengurangi ketergantungan pada gadget. Dampak baik dari makin dikenalnya kampung lali gadget adalah bagaimana generasi masa depan tetap seimbang terpapar kemajuan teknologi.

Sementara biaya masuk ke Kampung Lali Gadget sendiri bervariasi tergantung pada paket kegiatan yang dipilih. Secara umum, harga tiket masuk berkisar antara Rp50.000 hingga Rp150.000 per orang, tergantung pada durasi dan jenis aktivitas yang diikuti. Paket-paket tersebut mencakup berbagai kegiatan seperti permainan tradisional, edukasi alam, dan workshop keterampilan. Banyak rombkngan belajar baik dari sekolah maupun perseorangan datang ke kampunv lali gadget untuk kembali mengenalkan rasanya main di alam kepada anak-anak.

Acmad Irfandi Pencetus Kampung lali Gadget Peraih Anugerah SATU Indonesia Astra

Sosok Achmad Irfandi bukanlah di dunia aktifis budaya. Pria asala Karnga Anyar lulusan sastra inggris ini kerap wira wiri mengisi berbagai podcast dan seminar kebudayaan sebagai narasumber. Sosoknya yang inspiratif dan berdedikasi sebagai penggagas Kampung Lali Gadget mengantakannya menjadi salah seorang penerima penghargaan bergengsi Anugerah SATU Indonesia dari ASTRA. Lewat Kampung Lali Gadget Achmad bersama beberapa penggerak komunitas ini bahu membahu untuk mengatasi ketergantungan anak-anak terhadap gadget.

Sebagai seorang guru Irfandi mengaku prihatin pada pesatnya kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan edukasi serta pengawasan orangtua. Akibatnya permainan tradisional, budaya dan nila-nilai etika mulai tergeserkan oleh informasi dalam gadget. “Jika semua orang berlomab-lomba dalam kemajuan teknologi, lalu siapa yang memikirkan dampak negatif dari perkembangan teknologi itu”ujar Irfandi. Ia sangat concern dan peduli terhadap perkembangan sosial dan kesehatan anak-anak di era digital ini. Ia juga menyadari bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kemampuan sosial, kreativitas, serta kesehatan fisik dan mental anak-anak.Bottom of Form

Penutup

Dengan kegiatan yang ditawarkan dan tujuan mulianya, Achmad Irfandi adalah sosok penggerak budaya yang sukses menggagas dan mengembangkan Kampung Lali Gadget menjadi salah satu harapan keseimbangan interaksi antara anak, teknologi dan ketrampilan. Kampung Lali Gadget juga berhasil menjadi oase di tengah padang tandus ketergantungan anak pada gadget yang berdampak buruk diberbagai sisi. Dalam fungsinya Kampung Lali Gadget tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai wahana pendidikan yang berupaya mengembalikan nilai-nilai kebersamaan, nilai kebudayaan, nilai kreatifitas dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan.

Rafahlevi
Founder Xalshe Media Creative. Owner Beelicious Bandung. Single mom of two. Now working as an editor, film scriptwriter and content creator. An ambivert who loves watch and write all the time. Self improvement enthusiast. Bussiness/Collabs enquiries rafahlevi.ez@gmail.com

Related Posts

Post a Comment